Dalamkondisi air payau ikan kakap putih berkembang dengan baik, masa kawin sangat dipengaruhi oleh peredaran bulan, yaitu berlangsung pada saat bulan gelap atau bulan purnama sekitar pukul 18.00 - 20.00 dan umumnya pada saat air sedang pasang. Polamakan ikan kakap putih dengan ukuran besar terdiri dari 60 persen ikan lain dan 40 persen krustasea (kelompok udang). Sementara ikan barramundi kecil kebanyakan makan udang kecil. Saat suhu air dingin selama musim kemarau, barramundi menjadi kurang aktif dan makan lebih jarang. BulanMusim Ikan Kakap Putih : Rasanya bikin merem melek - Ikan Filet Kakap Putih dengan - Banyak orang yang mengatakan,jika musim dan bulan terbaik untuk mancing ikan ketika matahari sedang terbit dan matahari sedang terbenam.tentunya hal ini tidak bisa kita jadikan patokan sebelum anda mendapatkan bukti lebih kongkrit untuk mempercayai hal tersebut. ยท ikan ini hanya dijumpai pada bulan bulan tertentu seperti akhir bulan februari atau awal bulan maret (musim kemunculannya sampai mei dan musim menurut mayunar dan genisa (2002), penyebaran ikan kakap putih meliputi perairan trofis dan subtrofis seperti india, bima, srilanka, banglades. Biasanyaikan kakap putih memijah pada saat permulaan bulan gelap atau bulan penuh mulai pukul 18.00 - 20.00 malam bersamaan dengan datangnya air pasang. IkanKakap Putih bisa mencapai berat maksimal sekitar 60 kg (130 lb), sementara panjang tubuh rata-ratanya sekitar 0,6-1,2 m (2,0-3,9 ft).Tubuh mereka bisa mencapai panjang 1,8 m (5,9 ft) meski jumlah ikan yang ditangkap di ukuran tersebut bisa dibilang jarang. Kisarantoleransi fisiologis ikan kakap putih cukup luas, fekunditas dan pertumbuhannya juga cepat sehingga dalam waktu 6-24 bulan ikan sudah siap dipanen dengan ukuran 350-2000 g (Gambar. 3) (FAO, 2006). 7 Spawning Gound Salinitas 30-32 ppt Pengumpulan telur Migrasi ke hilir Perkembangan Larva Migrasi ke hulu Feeding Ground Air payau/Air tawar kqwEcn. Ikan kakap putih memiliki nama latin yaitu Lates calcarifer. Nama yang lebih kerennya adalah Baramundi atau bisa juga Seabass. Ikan kakap putih yang hidup di Indonesia memiliki sebutan lain yang mungkin muncul karena keragaman bahasa yang ada di Indonesia. Selain memiliki pasar sasaran negara tujuan yang lebih luas dibandingkan beragam komoditas lainnya, Slamet Subjakto, Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya KKP menuturkan bahwa keunggulan kakap putih adalah pengolahannya tidak harus hidup, tetapi bisa berupa daging fillet dan olahan lainnya. Menurutnya, penguasaan teknologi pengembangan kakap putih juga sudah dikuasai dan pemeliharaannya juga dinilai nisbi lebih mudah. KLASIFIKASI IKAN KAKAP PUTIH, BARAMUNDI, ATAU SEABASS Menurut Bloch 1990 dalam Afrisramyraj 2014 klasifikasi ikan kakap putih lates calcarifer bloch adalah sebagai berikut Phillum Chordata Sub Phillum Vertebrata Klas Pisces Subclas Teleostei Ordo Percomorphi Famili Centroponidae Genus Lates Species Lates calcarifer bloch HABITAT IKAN KAKAP PUTIH, BARAMUNDI, ATAU SEABASS Menurut Mathew 2009 dalam Mariati 2014, Seabass ikan kakap putih adalah ikan euryhaline ikan yang dapat beradaptasi pada kisaran salinitas yang cukup luas dan merupakan ikan catadromous ikan yang sebagian besar hidupnya di air tawar dan bernigrasi ke laut untuk memijah, dapat mendiami air tawar, payau, dan laut termasuk sungai, danau, muara, dan perairan pesisir. Pemijahan ikan dewasa ditemukan di muara sungai, danau atau laguna dimana salinitas dan kedalaman berkisar masing-masing antara 30-32 ppt dan 10-15 m. Larva yang baru menetes 15-20 hari atau 0,4-0,7 cm didistribusikan di sepanjang garis muara pantai payau sedangkan larva ukuran 1 cm dapat ditemukan di air tawar misalnya danau dan lain-lain Bhatia dan Kungvankij, 1971. Pada kondisi alam, seabass tumbuh di air tawar dan berpindah ke air dengan salinitas tinggi untuk pemijahan. Pada saat dewasa dan juveline bersifat soliter dan rentang penyebaranya luas dan mungkin teritorial. Migrasinya adalah musiman. FISIOLOGI IKAN KAKAP PUTIH, BARAMUNDI, ATAU SEABASS Menurut davis 1986, secara fisiologi ikan kakap putih Lates calcarifer Bloch atau baramundi adalah ikan yang mempunyai sifat toleransi yang tinggi terhadap kadar garam euryhaline dan merupakan jenis ikan yang hidup di sungai kemudian bermigrasi ke laut atau air payau untuk memijah katadromous. Ikan kakap putih tersebar luas di wilayah tropis dan sub tropis Pasifik Barat dan Lautan Hindia,di antara 50ยฐE -160ยฐW, 24ยฐN -25ยฐS. Secara khusus kakap putih tersebar pada bagian Utara Asia, Utara Australia, Barat hingga Timur Africa. MORFOLOGI IKAN KAKAP PUTIH, BARAMUNDI, ATAU SEABASS Menurut Murtidjo 1997 dalam Mariati 2014, ikan kakap dewasa memiliki mata merah yang jelas dan bening, mulutnya lebar sebagai ciri ikan pemangsa dengan posisi sedikit serong dari geligi halus. Warna bagian punggung biru kehijauan atau keabu-abuan dengan sirip abu-abu gelap. Bagian bawah sebelum penutup insang tumbuh duri kuat dan bagian atas penutup insang terdapat cuping bergerigi. Pada punggungnya terdapat 7 buah โ€“ 9 buah sirip berjari โ€“ jari keras dan jari โ€“ jari lemah berjumlah 10 buah โ€“ 11 buah D VII-IX, 10-11. Sirip dubur terdiri dari 3 jari โ€“ jari keras dan 7 โ€“ 8 jari โ€“ jari lemah A III, 7-8. Bentuk sirip ekor bulat dan jumlah sisik pada garis rusuk antara 52 buah โ€“ 61 buat LL 52-61, sisik transversal di atas rusuk 6 buah dab dibawahnya sekitar 6 buah โ€“ 13 buah Ltr 6. CIRI-CIRI IKAN KAKAP PUTIH, BARAMUNDI, ATAU SEABASS Menurut Tarwijah 2001 dalam Mariati 2014, menyatakan ciri-ciri khusus dari ikan kakap putih adalah sebagai berikut Badan memanjang, gepeng dan batang sirip ekor lebar. Pada waktu masih burayak umur 1 ~ 3 bulan warnanya gelap dan setelah menjadi gelondongan umur 3 ~ 5 bulan warnanya terang dengan bagian punggung berwarna coklat kebiru-biruan yang selanjutnya berubah menjadi keabu-abuan dengan sirip berwarna abu-abu gelap. Mata berwarna merah cemerlang. Mulut lebar, sedikit serong dengan geligi halus. Bagian atas penutup insang terdapat lubang kuping bergerigi. Sirip punggung berjari-jari keras 3 dan lemah 7 ~ 8. Sedangkan bentuk sirip. REPRODUKSI IKAN KAKAP PUTIH, BARAMUNDI, ATAU SEABASS Menurut Davis 1986, menyatakan bahwa ikan kakap putih berdasarkan siklus hidupnya, merupakan hewan hemaprodit protandri, yaitu diawal fase reproduksi mempunyai kelamin jantan dan setelah mencapai umur lebih dari 6 โ€“ 8 tahun lalu berubah kelamin menjadi betina. Testis mulai terbentuk pada ukuran panjang total antara 25 โ€“ 35 cm, terdapat kecenderungan semakin mendekati garis equator, pematangan seksual jantan terjadi lebih awal dibandingkan dengan yang berada jauh dari garis aquator. Di Indonesia dan Australia Utara pematangan kelamin jantan terjadi pada umur 1 โ€“ 2 tahun panjang total ยฑ 29 cm, sedangkan di Quensland pada umur 3 โ€“ 5 tahun atau pada saat panjang total mencapai 53 โ€“ 60 cm Biasanya ikan Kakap Putih beruaya ke area pemijahan pada akhir musim panas dan musim pemijahan terjadi pada awal musim penghujan. Pemijahan pada musim penghujan terjadi akibat perubahan suhu dan salinitas di perairan. Salinitas dan suhu merupakan faktor penting yang mempengaruhi siklus pemijahan ikan Kakap Putih, musim pemijahan akan terlambat bila musim hujan datangnya terlambat. PERAN IKAN KAKAP PUTIH, BARAMUNDI, ATAU SEABASS DI PERAIRAN Menurut Mathew 2009 dalam Mariati 2014, ikan kakap putih mempunyai toleransi terhadap variasi kadar garam dan bersifat katadromous yaitu dibesarkan di air tawar dan kawin di laut. Ikan kakap merupakan spesies ikan euryhaline dan katadromous. Ikan dewasa ditemukan di muara sungai, danau atau laguna dimana salinitas dan kedalaman berkisar antara 30โ€“32 ppt dan 10โ€“15m Estuarine. Oleh karena itu, ikan kakap putih dapat dipelihara, baik di lingkungan air laut, payau maupun tawar. Suhu optimum bagi pertumbuhannya berkisar 27-30 derjat celcius dan pH 7-8. TINGKAH LAKU IKAN KAKAP PUTIH, BARAMUNDI, ATAU SEABASS Menurut michelle 2009 dalam Mariati 2014, Menyatakan bahwa ikan kakap putih pada umumnya merupakan jenis ikan karnivora, makananya terdiri dari ikan-ikan kecil, crustacea, invertebrate, makanan utama ikan kakap adalah ikan, tetapi sering didapatkan makan udang, kepiting, stomatopoda, amphipoda dan grastopoda. Namun kebiasaan makan sangat dipengaruhi oleh umur ikan bukan mulut, sehingga dugaan kuat terhadap ikan yang mengkonsumsi plankton merupakan jenis ikan yang bukaan mulutnya masih kesil atau anakan ikan, sebelum merubah makananya menjadi karnivora. 1. Mampu mengatasi kelumpuhan ringan Tahukah kamu apabila konon sirip pada ikan barramundi ternyata dapat bermanfaat dalam mengatasi kelumpuhan ringan? Hal itu ternyata berdasarkan kandungan manfaat dalam sirip ikan barramundi yang mengandung kalsium dan forsfor yang mana biasa digunakan sebagai pengobatan alternatif untuk pemulihan tulang. 2. Antioksidan alami Ikan barramundi mengandung taurin dan selenium yang mana sangat bermanfaat sebagai salah satu antioksidan. Tentunya bagi kamu yang tidak mau melewatkan antioksidan alami, jangan ragu untuk mengonsumsi ikan jenis ini karena kandungan antioksidan alami didalamnya. 3. Bermanfaat bagi kecerdasan kognitif Seperti halnya beberapa jenis ikan lain yang sangat bermanfaat untuk kecerdasan kognitif, maka ikan barramundi juga dapat menjadi salah satu pilihan. Kandungan taurin dan selenium mampu bermanfaat tidak hanya sebagai antioksidan, namun juga untuk kecerdasan kognitif sehingga sangat cocok dikonsumsi oleh anak kecil. 4. Menjaga kesehatan mata Memiliki mata yang sehat tentu saja menjadi idaman bagi semua orang. Kandungan vitamin A memiliki posisi yang utama dalam menjaga kualitas kesehatan pada mata sehingga sangat disarankan untuk mengonsumsi makanan yang kaya akan vitamin A. Tidak hanya ditemukan dalam buah dan sayuran, vitamin A juga dapat ditemukan pada beberapa jenis ikan seperti barramundi. 5. Menjaga kesehatan jantung Barramundi memiliki kandungan omega-3 yang sangat baik bagi kesehatan jantung sehingga sangat disarankan untuk mengonsumsinya. Perpaduan antara omega-3 dan asam lemak omega-6 tentunya sangat dibutuhkan untuk menjaga kesehatan jantung dan juga fungsi pada kardiovaskular. FPIK Universitas Brawijaya Angkatan 2015 Gery Purnomo Aji Sutrisno FPIK Universitas Brawijaya Angkatan 2015 AFRISRAMYRAJ, R. 2014. Pengaruh Pemberian Biji Buah Keben barringtonia asiatica dengan Dosis Yang Berbeda Dalam Proses Anestesi Calon Ikan Kakap Putih lates calcarifer bloch DAVIS. 1986. Budidaya Ikan Kakap Putih lates calcarifer bloch. di Karamba Jaring Apung. MARIATI. 2014. Teknik Pembenihan Ikan Kakap Putih lates calcarifer. di Seafood, Desa Sumderkima, Kecamatan Gerokgak, Kabupaten Buleleng, Bali. Bagaimana Cara Pemijahan Ikan Kakap Putih Untuk Pemula? Ikan kakap adalah salah satu jenis ikan karnivora yang memakan hewan yang ukurannya jauh lebih kecil dari tubuhnya. Cara Pemijahan Ikan Kakap Putih Untuk Pemula Secara umum jenis ikan ini habitatnya di daerah perairan peralihan seperti daerah hitan mangrove yang terletak di pinggiran pantai. Ia juga mampu hidup didaerah perairan laut, payau atau pun tawar. Mestipun kita ketahui bahwa kakap laut ukurannya jauh lebih besar, namun kakap yang hidup di air tawar akan jauh lebih mudah dalam membudidayakannya. Proses budidaya ikan kakap salah satunya ikan kakap putih sangat mudah kita jumpai di indonesia bahkan di semua wilayah ada budidaya ini. Keuntungan yang dihasilkan dari budidaya ini sangat menjanjikan. Proses budidayanya tidaklah sulit dan pemeliharannya tidak membutuhkan modal yang besar sehingga bisa menguntungkan para pelaku budidaya. Baca Juga Taksonomi Ikan Kakap Putih cara pemijahan ikan kakap putih guna memperoleh hasil produksi benih secara kuantitas. Sebaiknya induk jantan yang dipilih adalah induk yang berukuran 2 โ€“ 10 kg dengan kandungan sperma 5 โ€“ 15 ml dan induk betina berukuran 3 kg dengan produksi telur sekitar 1 โ€“ 1,5 juta telur. Pemilihan habitat dan lokasi pemeliharan Sebelum melakukan proses pemijahan yang harus diperhatikan adalah pemilihan habitat dan lokasi pemeliharaan. Secara umum ikan kakap sangat toleransi terhadap salinitas yang sangat tinggi. Ikan kakap puti dapat tumbuh baik dengan segala jenis air. Tempat pemeliharaan atau pemijahan bis amenggunakan kolam tambak, dan bahkan dipinggir pantai. Teknik pemijahan induk ikan kakap Proses ini membutuhkan 2 orang yang mana 1 orang memegang ikan kakap jantan ataupun betina dan yang satu bagian yang mengeluarkan sperma ataupun telur. Pemijahan dilakukan menggunakan ibu jari atau telunjuk dengan arah dari perut bagian depan hingga belakang secara perlahan. Anda harus menampung hasil pijahan pada sebuah wadah. Cara pembuahan Segera campur secara rata sperma dan telur pada sebuah wadah dengan bahan yang lunak dan halus dan teteskan sedikit demi sedikit air pada saat pengadukan. Perawatan telur Ketika telur sudah dibuahi maka simpan pada plastik vinyl yang telah diberi air garam berkadar 28 โ€“ 32 permil. Masukkanlah mereka pada bak penetasan dengan suhu 28 -29 derajat celcius. Mereka akan menetas selama 12 jam jika suhu sekitar 30 derajat celcius dan menetas sekitar 17 jam jika suhu lebih rendah. Pemeliharaan larva Larva berumur 24 jam mulai mengalami pigmentasi mata, 26 jam proses pigmentasi berakhir dan larva menetas. Setelah Meta selama 30 jam mulut larva terbuka penuh, 42 jam kuning telur terserap habis begitu juga tetasan minyak larva akan habis setelah 80 jam. Titik kritis hidup larva terjadi setelah 93 jam, saat ini pasokan makan telah habis, maka perlu diberi pakan yang mengandung nutrisi seimbang dengan kebutuhan dan ukurannya. Biasanya diberi zooplanton seperti kutu air Rotifera sebanyak 30 ml per individu, dan berilah artemia salin sekitar 5 ml per individu setelah 10 hari. Pemijahan dalam bak mandi Calon induk pemijahan ikan kakap sebaiknya memiliki berat sekitar 3,5 kg. Pilih induk jantan yang berusia 2 โ€“ 4 tahun untuk menghasilkan sperma dan induk betina yang berusia 3 โ€“ 4 tahun untuk menghasilkan telur. Namun jika menginginkan hasil yang lebih baik, pilihlah induk yang berusia lebih tua. 1 bulan menjelang pemijahan pindahkan induk betina dan jantan pada bak dengan perbandingan 1 1 , namun dalam 1 bak bisa di isi 5 โ€“ 10 pasang. Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pemeliharaan larva adalah sebagai berikut Kondisi air Gunakan air laut dengan mutu baik, kadar garam sekitar 30 permil dan airnya mengalir. Gantilah air sebanyak 80 % setiap harinya dengan air laut baru. Pemberian pakan Pakan yang diberikan bisa ikan rucah lemuru atau teri dengan perbandingan 1% dari berat badan induk ikan. Pakan diberikan sekali sehari setelah kepala dipotong dan dibersihkan. Sering terjadi ikan yang harusnya memijah tapi mereka belum memijah, sehingga perlu dipacu dengan pematangan gonat yang di suntik hormon, tapi pastikan kematangan induk, cara, dosis dan waktunya benar. Induk betina harus memiliki ukuran diameter telur 0,8 mm dan induk jantan harus memiliki sperma jika diastripping. Dalam waktu 36 jam ikan akan memijah, jika masih belum memijah maka suntuklah 48 jam setelah suntikan pertama dan lakukan pada pukul 8 โ€“ 9 pagi pada bagian dorsal tutup insang atau di bawah duri punggung keras kedua. Demikianlah ulasan singkat mengenai Cara Pemijahan Ikan Kakap Putih Untuk Pemula. Semoga bisa dimanfaatkan guna mendapatkan hasil yang jauh lebih baik. Baca Juga Jenis Ikan Kakap Yang Dapat Dibudidayakan Ikan kakap putih atau dalam bahasa ilmiahnya Lates calcalifer merupakan komoditas perikanan yang memiliki nilai ekonomi tinggi yang cukup laris di pangsa pasar. Dalam perdagangan internasional dikenal dengan nama giant seaperch, white seabass, seabass atau barramundi. Permintaan ikan kakap putih cukup tinggi karena ikan ini memiliki daging yang tebal dan putih, sedikit tulang serta enak dan gurih sehingga ikan ini cukup diminati oleh konsumen. Ikan kakap ini disebut kakap putih karena warna tubuhnya berwarna putih keperakan yang mendominasi terutama pada bagian perutnya. Kakap putih memiliki bentuk memanjang agak pipih yang memiliki ukuran panjang yang dapat mencapai 170 cm dan berat lebih dari 50 kg. Penyebaran ikan kakap putih Kakap putih merupakan organisme laut yang dapat hidup di air tawar yang ditemukan di berbagai habitat perairan yang bersubstrat lumpur ataupun pasir. Ikan ini memiliki wilayah penyebaran yang sangat luas. Penyebaran ikan ini yaitu mulai dari Lautan Teduh dan Samudera Hindia yang meliputi perairan sekitar Australia, Papua Nugini, Filipina. Cina, Vietnam, Thailand, Indonesia, India dan sekitar Laut Merah. Distribusi ikan kakap putih terdapat di seluruh wilayah pesisir Indonesia, wilayah Pasifik Barat dari tepi timur Teluk Persia ke China ,Taiwan selatan, Jepang selatan, ke Papua Nugini , dan Australia bagian utara, di barat Australia , dan dapat ditemukan di sungai serta di sepanjang pantai dari Teluk Exmouth ke Wilayah perbatasan Utara. Ikan kakap putih merupakan jenis ikan euryhaline, yaitu organisme yang dapat beradaptasi dengan kadar salinitas dan ikan ini juga termasuk ampidromus air tawar yaitu organisme asli dari laut yang bermigrasi dari air laut ke air tawar hanya untuk mencari makanan demi menunjang kakap putih dikenal sebagai predator yang memangsa ikan kecil, udang, cumi ataupun organisme air lainnya. Buidadaya ikan kakap putih Ikan kakap putih akan memijah di laut yang dalam setelah mujim hujan sekitar bulan April sampai sebelum musim hujan sekitar bulan Oktober. Pemijahan kakap putih di alam terjadi saat bulan purnama bulan terang hingga 6 hari berikutnya, ketika air mulai surut yaitu pada pukul malam hari. Kemudian benih kakap yang berumur sekitar 3 bulan akan menyebar di perairan pantai, payau kawasan mangrove sampai ke badan sungai air tawar untuk mencari makanan. Permintaan terhadap kakap putih yang laris pada pangsa pasar maka mengakibatkan peningkatan jumlah penangkapan yang hampir over-fishing. Oleh karena itu, untuk mencegah terjadinya over-fishing yang dapat mengancam kehidupan ikan kakap putih di alam, maka sistem budidaya merupakan solusi yang terbaik. Sehingga saat ini, produksi kakap putih terbesar yaitu produksi hasil panen dari usaha budidaya kakap putih tersebut. Walaupun sektor penangkapan juga masih menyumbang total produksi kakap putih di Indonesia, namun tidak sebesar jumlah yang disumbangkan oleh sektor budidaya. Ikan kakap putih Indonesia Produksi kakap putih di Indonesia masih 8000 ribu ton yang terus ditingkatkan oleh KKP dengan program pemberian benih unggul kakap putih untuk meningkatkan usaha budidaya kakap putih di Indonesia. Namun produksi kakap putih pada tahun 2016 tidak sampai 2 ribu ton, padahal potensi yang dimiliki Indonesia berada di kisaran juta ton. Sehingga pada tahun 2017 ini, KKP Indonesia melalui Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya mencanangkan program budidaya Keramba Jaring Apung KJA lepas pantai sebagai upaya mengoptimalkan potensi lahan budidaya perikanan yang ada di Indonesia. KKP akan melakukan modernisasi teknologi pada pada budidaya laut lepas pantai atau lebih dikenal dengan KJA offshore yang mengadaptasi teknologi yang selama ini diterapkan oleh Norwegia. Ikan yang digunakan dalam program tersebut adalah ikan kakap putih karena ikan ini mudah dibudidayakan dan memiliki pangsa pasar ekspor yang lebih luas. Pasaran ekspor kakap putih dalam bentuk segar atau pun beku terbuka untuk USA, Uni Eropa, Australia, dan Asia. 80 HASIL TANGKAPAN IKAN KAKAP PUTIH Latescalcarifer PADA UKURAN MATA JARING INSANG YANG BERBEDA DI PERAIRAN PESISIR KOTA SURABAYA THE CATCH OF BARAMUNDI latescalcarifer FISH IN THE DIFFERENT MASH SIZE OF GILL NET IN THE COASTAL WATERS ON THE CITY OF SURABAYA Ahmad Rifqi Abdillah, Hari Subagio, Nurul Rosana JurusanPerikanan, FakultasTeknikdanIlmukelautan Universitas Hang Tuah Surabaya Jl. Arief Rahman Hakim 150, Surabaya 60111 Telp 031-5945864 Email 2. *Penulis Koresponden ABSTRAK Nelayan pesisir Kota Surabaya menggunakan alat tangkap jaring insang dasar bottom gillnet dalam menangkap ikan kakap putih. Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh ukuran mata jaring yang berbeda pada jaring insang dasar. Penelitian ini di lakukan bulan Maret hingga Mei 2019 di perairan pesisir kota Surabaya dengan metode observasi untuk mengetahui hasil tangkapan ikan kakap putih Lates calcarifer dan pengaruh ukuran mata jaring yang berbeda. Pengambilan data dilakukan 15 kali sebagai ulangan dan 2 perlakuan berupa ukuran mata jaring 6 inchi dan 7 inchi sehingga diperoleh 30 data. Hasil penelitian menunjukan hasil tangkapan utama ikan kakap Lates calcarifer sebanyak 65% dan hasil tangkapan sampingan sebanyak 35% diantaranya ikan laosan Eleutheronema Tetradactylum, rajungan Portanus pelagicus, dan dukang Hexanematichthys. Jumlah hasil tangkapan pada mata jaring 6 inchi lebih besar dari pada ukuran 7 inch. Namun berdasarkan anilisis uji t di simpulkan tidak ada pengaruh penggunaan ukuran mata jaring 6 inchi atau 7 inchi terhadap hasil tangkapan ikan kakap putih. Perbedaan jumlah hasil tangkapan ikan kakap putih di antara kedua ukuran mata jaring tersebut kemungkinan di sebabkan oleh beberapa factor lingkungan yakni arus, suhu, dansalinitas. Kata kunci Ukuran mata jaring, ikan kakap putih, jaring insang dasar. ABSTRACT Coastal fishermen in the city of Surabaya use bottom gillnet fishing gear to catch barramundi fish. This research aims to determine the effect of different mesh sizes on basic gill nets to determine the productivity of the catch of barramundi fish. This research was conducted in March to May 2019 in the coastal waters of the city of Surabaya with an observationData acquisition was performed 15 times as repetition and 2 treatments in the size of 6-inch and 7-inch nets until 30 data points were obtained. The catches in the research showed that the main catches of snapper Lates calcarifer were 65% and the by-catches were 35% including laosan Eleutheronema tetradactylum, crab Portanus pelagicus, and dukang Hexanematichthys. The amount of catch on the 6 inch net is greater than the 7 inch size. However, based on the t-test analysis, it was concluded that there was no effect on the number of catches using the size of a 6-inch or 7-inch mesh to the catch of barramundi fish. The difference in the number of catches of barramundi fish between the two mesh sizes is probably caused by several environmental factors, namely flow, temperature, and salinity. KeywordsMesh size, Barramundi , Bottom gillnet. 81 PENDAHULUAN Perkembangan teknologi penangkapan ikan di Indonesia tidak dapat dipisahkan dari perkembangan ilmu perikanan, mencangkup pengetahuan alat tangkap dan hasil tangkapan. Pengetahuan tentang alat tangkap dan hasil tangapanya adalah faktor penting dalam memahami proses penangkapan, perkembangan rancangan alat penangkapan yang menuntut adanya keseimbangan dalam berbagai aspek Syofyanet dkk. 2010. Keadaan perikanan tangkap di pesisir Kota Surabaya memiliki hasil laut yang baik, sarana prasarana yang memadai dan mewakili alat tangkap yang digunakan oleh nelayan - nelayan di Surabaya. Secara sepintas dari aspek sosial ekonomi, kehidupan nelayan di pesisir Surabaya masuk dalam katagori menengah kebawah Pristayandana 2010. Masyarakat nelayan Surabaya memproduksi hasil laut yang kemudian dijual dalam bentuk ikan segar atau diolah menjadi bahan makanan seperti ikan kakap putih hasil tangkapan nelayan yang diolah sebagai kerupuk kulit ikan dan olahan lainya. Banyak masyarakat pesisir Kota Surabaya yang menggantungkan hidupnya dari hasil laut tersebut. Pada umumnya, nelayan pesisir kota Surabaya menggunakan alat tangkap gill net sebagai pengoprasian penangkapan ikan. Menurut Martasuganda 2002 jaring insang gillnet adalah jenis alat penangkap ikan dari bahan jaring yang berbentuk empat persegi panjang dengan ukuran mata jaring yang berbeda. Salah satu alat tangkap yang digunakan oleh nelayan pesisir kota surabaya khusus untuk menangkap ikan kakap putih adalah jaring insang dasar bottom gillnet. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh ukuran mata jaring terhadap hasil tangkapan ikan kakap putih Lates calcarifer di perairan pesisir kota Surabaya dan mengetahui hasil tangkapan sampingan dalam satuan ekor pada alat tangkap jaring insang dasar pada ukuran mata jaring 6 inchi dan 7 inchi. BAHAN DAN METODE Penelitian ini di laksanakan di perairan pesisir Kota Surabaya. Pengambilan data penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret 2019 hingga Mei 2019. Penelitian di laksanakan selama 3 bulan melalui beberapa tahap mulai tahap persiapan dan penyusun usulan penelitian, pengambilan data, pengolahan data, penulisan dan pelaporan hasil penelitian. Alat yang digunakan pada penelitian ini adalah GPS geogle map, Jaring insang dasar, alat tulis, rol meter dan mistar. Dalam penelitian ini ikan kakap putih Lates calcarifer sebagai obyek penelitian. Mencatat titik koordinat untuk menentukan lokasi saat penelitian dengan menggunakan GPS, setting dan houling, kamera sebagai monitoring atau dokumentasi data, roll meter mengukur panjang ikan dan mistar sebagai mengukur mata jaring,untuk mengetahui hasil tangkapan terbanyak ikan kakap putih Lates calcarifer dari ukuran mata jaring insang kakap yang berbeda di lakukan penelitian, dengan cara melakukan oprasional sebanyak 8 kali trip guna menentukan ulangan sebanyak 15 setting. Rancangan penelitian yang digunakan data dalam penelitian ini menggunakan Uji-T t-test independent yang terdiri dari 15 kali setting sebagai ulangan dan 2 Perlakuan berupa ukuran mata jaring yang berbeda, 6 inchi dan 7 inchi. Pengolahan data Menggunakan program SPSS versi HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Tangkapan Ikan Kakap Putih Lates calcarifer Hasil tangkapan pada jaring insang di Pantai Timur Surabaya adalah Jenis ikan kakap putih Lates calcarifer yang merupakan target tangkapan utama. Adapun hasil tangkapan sampingan yaitu ikan sumbal atau laosan Eleutheronema tetradactylum, rajungan Portanus 82 pelagicus, dan ikan Dukang Hexanematichthys. Berikut ini hasil tangkapan panjang total ikan kakap putih pada bulan yang berbeda dapat di lihat pada gambar 1. Gambar 1. Hasil panjang total rata โ€“ rata cm ikan kakap putih Lates calcarifer pada bulan yang berbeda. Pada bulan Maret hasil tangkapan lebih panjang dibandingkan pada bulan April dan Mei karena pada bulan Maret keadaan musim penghujan sehingga ikan kakap putih yang tertangkap adalah induk kakap dalam keadaan memijah atau matang gonad. Pada bulan April dan Mei hasil tangkapan ikan kakap putih Lates calcarifer mengalami penurunan panjang ikan, karena pada bulan April dan mei sudah memasuki musim kemarau yang relatif ikan memasuki usia muda sehingga hasil yang di dapatkan mengalami penurunan panjang tubuh ikan. Gambar 2. Berat rata-rata kg Ikan Kakap Putih. Berat hasil tangkapan ikan kakap putih Lates calcarifer pada penelitian ini yang paling tinggi pada bulan Maret dengan nilai rata-rata sebesar 4,02 kg/ekor, dan berat ikan kakap pada bulan april nilai rata - rata 2,95 kg/ekor. Pada bulan Mei berat ikan kakap dengan nilai rata - rata sebesar 2,46 kg/ekor. Sehingga rata - rata berat ikan yang paling besar terletak pada bulan Maret. Hal tersebut karena ada faktor musim penghujan dimana ikan yang tertangkap mulai masa reproduksi atau matang gonad dengan ukuran ikan usia dewasa. Pada bulan April memasuki musim kemarau ikan yang tertangkap lebih kecil atau usia beranjak dewasa, sedangkan pada bulan Mei hasil tangkapan ikan kakap putih dengan berat lebih rendah dengan ukuran ikan usia anak - anak. Adapun hubungan panjang - berat ikan merupakan salah satu informasi pelengkap yang perlu diketahui dalam kaitan pengelolaan sumberdaya perikanan, misalnya dalam penentuan selektifitas alat tangkap agar ikan - ikan yang tertangkaphanya yang berukuran layak tangkap. Richter 2007 dan Blackweel 2000 mengatakan bahwa pengukuran panjang - beratikan bertujuan untuk mengetahui variasi berat dan panjang tertentu dari ikan secara individual atau kelompok - kelompok dan kondisi fisiologis termasuk perkembangan gonadnya. Berikut ini hasil berat rata - rata ikan kakap Lates calcarifer kg Pada bulan yang berbeda dapat di lihat pada gambar 2. Gambar 3. Hasil tangkapan utama dan tangkapan sampingan% ekor Hasil diagram kue di atas menunjukan bahwa hasil tangkapan dalam % ekor tangkapan utama adalah komponen dari stok ikan yang utama di cari dari operasi penangkapan. Hasil 83 tangkapan sampingan adalah ikan non target yang tertangkap dalam operasi penangkapan. Tertangkapnyaspesiesikan non target ini dapat disebabkan karena adanya tumpang tindih habitat antara ikan target dan non target serta kurang selektifnya alat tangkap yang digunakan Manalu 2003. Hasil tangkapan utama dan tangkapan sampingan % ekor dapat dilihat pada gambar 3. Gambar 4. Distribusi hasil tangkapan ikan kakap putih Lates calcarifer ekor pada ukuran mata jaring insang dasar 6 inchi. Jumlah total sebanyak 17 ekor ikan Kakap putih yang di dapatkan selama penelitian. Hasil tangkapan yang paling sedikit terdapat pada bulan maret karena curah hujan yang sangat tinggi dan gelombang besar, sehingga hasil tangkapan ikan kakap putih menurun. Menurut Reinnamah, 2010 Keberadaan ikan bersifat dinamis, selalu berubah/berpindah mengikuti pergerakan kondisi lingkungan yang secara alamiah ikan akan memilih habitat yang lebihsesuai. Sedangkan habitat tersebut sangat dipengaruhi oleh kondisi atau parameter oseanografi perairan seperti suhu permukaan laut, salinitas, konsentrasi klorofil laut, gelombang laut, cuaca dan sebagainya, yang berpengaruh pada dinamika atau pergerakan air laut baik secara horizontal maupun vertical. Distribusi hasil tangkapan ikan kakap putih Lates calcarifer ekor pada ukuran mata jaring insang dasar 6 Inchi lihat pada gambar 4. Gambar 5. Distribusi hasil tangkapan ikan kakap putih Lates calcarifer ekor pada ukuran mata jaring insang dasar 7 inchi. Hasil tangkapan ikan Kakap Putih Lates calcarifer pada ukuran mata jaring 7 inchi, hasil tangkapan yang paling banyak terdapat pada bulan Mei dengan dengan jumlah tangkapan terdapat 5 ekor, bulan Maret ada 4 ekor ikan kakap putih dan hasil tangkapan yang paling sedikit terdapat pada bulan April terdapat 2 ekor. Jumlah total hasil tangkapan pada ukuran mata jaring 7 inchi sebanyak 11 ekor ikan kakap putih. Bulan april merupakan musim penangkapan ikan tetapi hasil tangkapan yang di dapat lebih sedikit dikarenakan faktor ukuran mata jaring terlalu besar sehingga ikan mudah lolos. Menurut Zamil, 2007 ukuran mata jaring yang digunakan pada jarring insang umumnya disesuaikan dengan ukuran ikan yang menjadi target penangkapan. Dengan demikian, hasil tangkapan diharapkan hanya didominasi oleh ikan โ€“ ikan yang ukurannya sesuai dengan ukuran mata jaring. Hasil tangkapan ikan kakap putih pada ukuran mata jaring 7 inchi dapat di lihat pada gambar 5. Gambar 6. Hasil tangkapan ikan kakap putih pada ukuran mata jaring 6 inchi dan 7 inchi. 84 Ikan kakap putih Lates calcarifer pada ukuran mata jaring 6 inchi dan 7 inchi dilakukan guna untuk mengetahui ukuran mata jaring yang layak digunakan dalam melakukan oprasional terhadap hasil tangkapan ikan kakap putih di perairan pesisir kota Surabaya. Hal ini sesuai dengan pendapat Syofyan, I. 1996 yang menyatakan bahwa mata jaring dan panjang ikan memiliki hubungan langsung keefisiensi alat tangkap sehingga penentuan besar mata jaring sangat penting untuk alat tangkap gillnet. Ditambahkan Suhaisti, 2002 bahwa hasil tangkapan ikan banyak dipengaruhi oleh beberapa factor antara lain keberadaanikan, jumlah upaya penangkapan, dan tingkat keberhasilan operasi penangkapan. Hasil tangkapan ikan kakap putih pada ukuran mata jaring 6 inchi dan 7 inchi dapat di lihat pada gambar 6. Konstruksi jaring insang kakap putih Lates calcarifer Tabel 1. Konstruksi jaring insang kakap Bottom gillnet Tali ris bawah Tali ris atas Menurut Martasuganda 2002, jaring insang gill net adalah satu jenis alat penangkap ikan dari bahan jaring yang bentuknya empat persegi panjang dimana ukuran matajaring mesh size sama, jumlah mata jaring kearah horisontal mesh lenght/ML jauh lebih banyak dari jumlah mata jaring kearah vertikal mesh depth/MD. Pada lembaran jarring bagian atas diletakkan pelampung floats dan pada bagian bawah diletakkan pemberat sinkers. Maka kontruksi jaring insang kakap yang berada di perairan pesisir kota surabaya sangat layak digunakan untuk proses oprasional. Konstruksi jaring insang kakap Bottom gillnet dapat di lihat pada tabel 1. Parameter kualitas air laut Tabel 2. Hasil parameter kualitas air Pengambilan sampel kualitas air laut dilakukan seminggu sekali dalam tiga minggu danpada waktu pagi hari. Hasil parameter kualitas air dapat di lihat pada tabel 2. Hasil analisis Uji Normalitas Tabel 3. Uji normalitas hasil tangkapan jaring insang kakap pada ukuran mata jaring 6 inchi dan 7 inchi. Berdasarkan tabel 3 didapatkan nilai probabilitas untuk alat tangkap 6 inchi dan 7 inchi adalah 0,484 yang berarti data tersebut tersebar normal. Pengambilan keputusan ini sesuai kaidah yang berlaku apabila nilai signifikan lebih besar 0,05 pada P>0,05 sebaliknya, apabila nilai signifikan lebih kecil dari 0,05 pada P>0,05 maka data dikatakan tidak normal Sugiyono, 2013. Dengan demikian data tersebut layak untuk 85 dilanjutkan menggunakan uji yang telah diajukan. Uji homogenitas Dalam penelitian ini, pengambilan keputusan homogen atau tidaknya data ini berdasarkan asumsi. Nilai homogenitas 0,465 sehingga data diansumsikan homogen. Uji T t-test Hasil uji T berpasangan dan diolah menggunakan SPSS versi Tabel 4. Hasil uji independent T-test Dari di atas dapat dijelaskan bahwa nilai signifikan 0,190 > 0,05 yang berarti H0 diterima. Dimana H0 menyatakan bahwa penggunaan ukuran mata jaring 6 inchi dan 7 inchi tidak berpengaruh terhadap hasil tangkapan ikan kakap putih Lates calcarifer. Sehingga berdasarkan uji independen uji sample t test pada taraf kepercayaan 95% terhadap dua sampel yang masing โ€“ masing sampel terdiri dari 15 ulangan dapat disimpulkan bahwa penggunaan ukuran mata jaring insang kakap yang berbeda antara 6 inchi dan 7 inchi di perairan pesisir kota Surabaya, mengatakan hasil tangkapan ikan kakap, yang berarti kuantitatif tidak berbeda nyata. Berdasarkan kondisi yang berada di lapangan perbandingan ukuran mata jaring insang dasar yang berbeda di perairan pesisir Kota Surabaya karena jarak ukuran mata jaring 6 inchi dan 7 inchi terlalu kecil hanya selisi 1 inchi, sehingga tidak ada pengaruh ukuran mata jaring 6 inchi dan 7 inchi terhadap hasil tangkapan ikan kakap putih Lates calcarifer, jaring 6 inchi memperoleh hasil rata โ€“ rata 1,13 dan jaring 7 inchi 0,73 per ekor dapat dilihat pada tabel 4. Kesimpulan 1. Jenis ikan hasil tangkapan dari ukuran mata jaring 6 inchi dan 7 inchi adalah ikan kakap putih Lates talcarifer dengan jumlah hasil tangkapan sebanyak 28 ekor. 2. Jenis ikan hasil tangkapan sampingan antara lain ikan sumbal atau laosan Eleutheronema tetradactylum, rajungan Portanus pelagicus, dan dukang Hexanematichthys sebesar 15 ekor 3. Jumlah hasil tangkapan ikan kakap putih Lates calcarifer yang dapat pada ukuran mata jaring 6 inchi sebanyak 17 ekor, sedangkan ukuran mata jaring 7 inchi sebanyak 11 ekor. 4. Berdasarkan anilisis uji t diperoleh signifikansi sebesar 0,190 maka H0 di terima, sehingga dapat di simpulkan tidak ada pengaruh penggunaan ukuran mata jaring 6 inchi dan 7 inchi, terhadap hasil tangkapan ikan kakap putih Lates calcarifer. Ucapan terimakasih Saya ucapan terimakasih kepada Bapak Ir. Hari Subagio, M. Si. dan Ibu Nurul Rosana, selaku dosen pembimbing skripsi dan keluarga yang telah mendukung selama berjalanya skripsi serta teman - teman perikanan Universitas Hang Tuah Surabaya. Daftar pustaka Djamali 1998. Sumber Daya Benih Alam Komersial. Pusat Penelitian dan Pengembangan Oseanologi LIPI vi + 160 86 Analisis Profil Sosial-Ekonomi umah Tangga Nelayan Di Kecamatan Bulak Pesisir Pantai Surabaya.[Skripsi].Surabaya Richter, 2007. Development and evaluation of standard weight equations for bridgelip sucker and largescale sucker. North American Journal of Fisheries Management, 27 936-939 Reinnamah, yohanes. 2010. Fisfinder danTeknologiPenangkapanIkan. Karmelreinnamah. Rabu, 21 April Suhaeti. 2002. PendugaanPotensi Lestari dan Tingkat Pemanfaatan Ikan Terbang Sardenellafimbriata Di Perairan Teluk Banten. Skripsi. Jurusan Perikanan Fakultas Pertanian. Jatinangor. 54 hal. Tidak di Duplikasi. Sugiono. penelitian kuantitatif kualitatif dan R&D. Bandung Alfabeta. Syofyan, I. 1996. Kontruksi dan Rancangan Alat Tangkap Drift Gillnet JaringInsangHanyut untuk Menangkap Ikan Senangin Polynemustetradactilus di Perairan Selat Berhala Riau. Skripsi. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Syofyan I, Syaifuddin, Cendana F. 2010. Studi komparatif alat tangkap jarring insang hanyut drift gillnet bawal tahun 1999 dengan tahun 2007 di Desa Meskom Kecamatan Bengkalis Kabupaten Bengkalis Propinsi Riau. Jurnal Perikanan dan Kelautan. 151 Zamil NN. 2007. Sebaran Hasil Tangkapan Jaring Rampus Berdasarkan Ketinggian dan Lembar Jaring [skripsi]. Bogor ID Institut Pertanian Bogor.

bulan musim ikan kakap putih