Bahkan di Indonesia, epos ini pun digubah menjadi kakawin oleh para pujangga dengan menggunakan bahasa Jawa Kuno. Selain itu, wiracarita ini juga dianggap sebagai puisi epik terpanjang di dunia dengan 100.000 sloka dan sekitar 1,8 juta kata. Epos Mahabharata ini dibagi ke dalam 18 bagian atau parwa yang disebut dengan asta dasa parwa.
Gedhok diartikan sebagai batas akhir, yang berarti sudah sampai batas akhir dari cerita kisah pewayangan gubahan Mahabarata dan Ramayana yang bersifat kekawin, cerita jawa asli. (kitab Melayu)yang selanjutnya diterjemahkan dalam bahasa Jawa disebut: Kitab Menak, Isi pokok kitab Menak: permusuhan antara wong Agung Jayengrana/Amir Hamzah
Unsur Intrinsik Cerita Wayang Ramayana Bahasa Jawa. Dalam cerita wayang ramayana bahas jawa ada unsur intrinsik ing cerita, antarane yaiku: Tema = Cerita kang saget makili ing jerone cerita. Ing cerita Rama dan Sinta tema persetujuan, pengorbanan dan kesetiaan antarane Rama kalian Shinta. Lan peperangan antarane Rama, Hanoman lan Rahwana.
Cerita wayang Mahabarata dalam bahasa jawa Durgandana Durgandini membuktikan bahwa kisah dalam Mahabharata tidak hanya menceritakan tentang Pandawa Lima seperti Yudistira, Bima, Arjuna, Sadewa, Nakula maupun Kurawa dalam perang Baratayudha saja.
Majalah Panjebar Semangat adalah 'warisan' yang ditinggalkan Dr. Soetomo, pendiri organisasi Boedi Oetomo, yang masih bisa dibaca hingga saat ini. Panjebar Semangat terbit pertama kali di Surabaya pada 2 September 1933 untuk membakar semangat perjuangan melawan penjajah saat itu. Drs. Aryo Tumoro, Redaktur Pelaksana Majalah 'Panjebar Semangat'.
Parikesit dalam pewayangan Jawa Parikesit adalah putera Abimanyu alias Angkawijaya, kesatria Plangkawati dengan permaisuri Dewi Utari, puteri Prabu Matsyapati dengan Dewi Ni Yustinawati dari Kerajaan Wirata. Ia seorang anak yatim, karena ketika ayahnya gugur di medan perang Bharatayuddha, ia masih dalam kandungan ibunya.
Meskipun cerita ini berasal dari India, Ramayana juga terdapat dalam sastra Jawa yang memiliki judul Kakawin Ramayana. Cerita ini sudah digubah menggunakan bahasa Jawa Kuno oleh pujangga dari Kerajaan Mataram Kuno pada sekitar tahun 870 M. Namun, banyak bagian dari Kakawin Ramayana yang tidak sepenuhnya mengacu kitab aslinya.
VhfA.
cerita mahabarata dalam bahasa jawa